Tujuan Dakwah

Realita sosial menunjukan bahwa jumlah orang yang aktif dalam berdakwah jauh lebih sedikit dengan jumlah orang yang menjadi sasaran dakwah. Kewajiban dakwah adalah kewajiban tiap-tiap individu bukan kewajiban para ustaz saja. Dakwah adalah sarana utama dalam membangun masyarakat berperadaban islam. Indikasi masyarakat ini adalah masyarakat bertauhid, nampak kasih sayang, totalitas pengabdian hanya kepada allah, adanya nasihat menasihati (aktifitas dakwah).
Al-Qur’an sendiri telah menyebutkan sejumlah ayat dalam bebarapa surah yang berkaitan dengan tujuan dari dakwah. Ayat-ayat yang dimaksud antara lain At-Tahrim(66): 6, As-Syuara( 26): 214, At-Taubah(9): 122, An-Nisa’(4): 170-171, Al-Baqarah(2): 1-4, 58, 105, 221, Ali-Imran(3): 28.
Proses penyelenggaraan dakwah dilaksanakan dalam rangka mencapai nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan melakukan aktifitas dan realisasi dakwah itu, disebut dengan tujuan dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu tujuan umum dakwah, sehingga bisa dikatakan apabila unsur ini tidak ada maka penyelenggaraan dakwah tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan atau semua usaha akan sia-sia.
dalam hal ini diperlukan ajaran agama islam yang dapat memberikan sumbangan berharga, sebagaimana konsep ajarannya yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Sosialisasi ajaran agama islam ditengah-tengah masyarakat pembangunan itu menggunakan strategi dakwah baik yang dilakukan secara lisan, maupun fi’il, dan dapat dilakukan oleh setiap muslim. Dengan demikian, maka tujuan dakwah secara umum dapat dikatakan membangun masyarakat yang maslahat dunia dan akhirat melalui pengetahuan mendalam terhadap pokok-pokok syatiahnya.
Fomat penulisan makalah

Pendahuluan, terdiri dari: a) realita sosial/ayat, b) urgensi pembahasan c) sistimatika pembahasan, penyajian nash ayat, penyajian terjemah dalam bahasa Indonesia, terjemah Perkata dengan keterangan isim fiil dan huruf, latihan menghafal terjemah perkata, membaca ayat tanpa harokat dan menentukan isim, fiil dan huruf, menjelaskan asbab nuzul, analisis komparatif penafsiran para ulama tentang isi kandungan ayat, kesimpulan kandunagan dan pesan taqwa ayat, aplikasi pesan ayat dalam kehidupan sehari-hari, cerita realitas penguat/bukti aplikasi pesan taqwa ayat, kesimpulan satu bab



Penyajian ayat-ayat yang berkenaan dengan tujuan dakwah:

1. Surah At-Tahrim ayat ( 6 )
        ••              
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( At-Tahrim : 6 )

Latihan baca nas Qur’an

نارا كم اهل و كم انفس قوا ءامنوا الذين يايّها

غلاظ مللئكة ها علي الحجارة و الناس ها قود و

يؤمرون ما يفعلون و هم امر ما الله يعصون لا شداد

Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

نارا كم اهل و كم انفس قوا ءامنوا الذين يايّها
Nereka Kamu keluarga dan Kamu diri jagalah beriman orang Wahai

غلاظ مللئكة ها علي الحجارة و الناس ها قود و
Yang kasar malaikat Nya atas Batu dan manusia nya Bahan bakar Dan

يؤمرون ما يفعلون و هم امر ما الله يعصون لا شداد
diperintahkan Apa mengerjakan dan Mereka diperintahkan Apa Allah Mereka durhaka tidak Yang keras



Tafsir ayat:

Tafsir Al-Maraghi : Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lainnya, apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah Ta’alla dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluarga mu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah meraka kepada yang demikian ini melalui nasihat dan pengajaran.

Salah satu tujuan dari dakwah yang kita lakukan adalah mengajak orang menuju jalan yang diridhoi Allah, dari tafsiran di atas orang-orang yang pertma yang harus kita dakwahi adalah orang yang terdekat yaitu keluarga kita sendiri.

Tafsir Jalalain : (Hai orang-orang yang beriman peliharalah diri kalian dan keluarga kalian) dengan mengarahkan mereka kepada jalan ketaatan kepada Allah, (dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia)orang-orang kafir,(dan batu)seperti berhala yang mereka sembah adalah dari sebagai dari bahan bakar nereka itu. Atau dengan kata lain neraka itu sangat panas, sehingga hal-hal tersebut dapat terbakar. Berbeda halnya dengan api dunia,karena api dunia dinyalakan dengan kayu dan lainnya, (penjaganya malaikat) yakni, juru kunci neraka itu adalah malaikat yang jumlahnya ada sembilan belas malaikat,(mereka tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang telah diperintahkan kepada meraka mereka selau mengerjakan apa yang di perintahkan) ada ancaman bagi orang mukmin supaya jangan murtad, dan ayat ini juga merupakan pula bagi orang-orang munafik yaitu, mereka yang mengaku beriman dengan lisannya tetapi hati mereka masih tetap kafir.

Penulis : dari kedua pendapat para ulama diatas penulis menyimpulkan bahwa ayat ini berkenaan dengan perintah kepada kita sebagai orang –orang mukmin untuk menjaga diri dan juga keluarga kita dari hal yang dapat membawa kita kepada api neraka yang bergejolak., yaitu dengan cara mengajak mereka untuk selalu mengerjakan amal soleh dan menjauhi segala apa yang di larang oleh Allah SWT.

Pesan takwa ayat

Pesan taqwa yang terdapat dalam ayat disamping ialah hendaknya kita sebagai orang-orang yang beriman harus bisa menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kita ke neraka yakni dalam artian menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada Allah swt. dan tidak hanya bagi diri kita tetapi kita juga harus menjaga keluarga dan para kerabat terdekat kita dari hal-hal yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah swt.

Aplikasi ayat

Adapun aplikasi dari ayat disamping adalah hendaknya kita senantiasa meningkatkan ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah swt dan menjauhi perbuatan maksiat yang dapat mencela diri sendiri. Sebagai contoh dalam bulan ini saya harus bisa melaksanakan shalat tahajjud. Selalu beramal shaleh, di lingkungan keluarga maupun di masyarakat,dengan mengajarkan kepada meraka ajaran tentang islam, serta mengajak mereka kepada jalan yang benar.



2. Surah Asy-Syu’araa: 214
   
dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

Latihan baca nas Qur’an

الأقربين ك عشيرة أنذر و

Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

الأقربين ك عشيرة أنذر و
yang terdekat kamu Kerabat berilah peringatan Dan

Asbabunnuzul ayat:
Dalam riwayat dikemukakan, ketika turun ayat ke 214. Rasulullah saw.memulai dakwahnya kepada keluarga serumahnya, kemudian kepada keluarga yang terdekat. Dan kepada para sahabat-sahabatnya

Tafsir ayat:
Allah berfiman memerintahkan agar manusia beribadah hanya kepada-Nya semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya serta mengabarkan bahwa barang siapa yang menyekutukan-Nya niscaya Dia akan mengazabnya kemudian Allah swt berfirman memerintahkan rasul-Nya, Muhammad saw untuk memperingatkan keluarganya yang terdekat dimana tidak ada yang dapat menyelamatkan seorang pun diantara mereka kecuali keimanannya kepada Rabb.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a berkata: ketika Allah swt menurunkan (dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat) “Nabi mendatangi bukit shafa, lalu naik keatasnya dan memanggil:

Hai orang-orang yang ada di pagi hari” lalu berkumpullah banyak orang menuju beliau, baik orang datang langsung atau mengutus seseorang. Maka rasul bersabda “wahai bani Abdul Muthalib, wahai bani Fihr, wahai bani Lu-ay. Apa pendapat kalian seandainya aku kabarkan kepada kalian bahwa satu pasukan berkuda berada di balik gunung ini hendak menyerang kalian. Apakah kalian mempercayaiku? Mereka menjawab? Ya beliau pun bersabda: “sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan di hadapan Rabb yang memiliki adzab yang pedih.”

Lalu Abu lahab berkata: celakalah engkau sepanjang hari, apakah kamu memanggil kami hanya untuk ini? Lalu Allah turunkan: binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa ( QS.Al-Lahab:1 )

Penulis : dari pendapat ulama di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa hendaknya kita sebagai seorang muslim harus bisa mengajak orang-orang yang ada di sekitar kita untuk menuju kebaikan minimal kepada saudara terdekat kita, dan janganlah kita menjadi seperti orang-orang yang di binasakan oleh Allah pada saat rasulullah mengajak kepada mereka kepada kebenaran dan keimanan kepada Allah dan mereka tidak menerimanya.

Pesan takwa ayat

Pesan takwa yang dapat kita ambil dari ayat diatas adalah hendaknya kita harus bisa mengajak dan memperingatkan siapa aja terutama terhadap kerabat terdekat kita dalam hal kebaikan diayat lain juga Allah swt memerintahkan kepada kita untuk saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan keburukan.

Aplikasi ayat

Adapun dalam akpilasinya dalam kehidupan sehari-hari minimal dalam satu hari kita bisa mengajak satu orang yang tidak pernah melaksanakan shalat untuk pergi kemasjid dalam rangka melaksanakan shalat, selain itu juga kita berniat untuk lebih awal datang kemasjid untuk shalat.




3. Surah At –Taubah : 122

                       

“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Latihan baca nas Al-Qur’an

نفر لولا ف كا فّة ينفرا ل المؤمنون كا ن ما و

الذين في يتفقهوا ل طائفة هم من فرقة كل من

يحذرون هم لعل هم إلي رجعوا إذا هم قوم ينذروا ل و


Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

نفر لولا ف كا فّة ينفرا ل المؤمنون كا ن ما و
Berangkat Mengapa tidak maka semuanya Berangkat (berjihad) untuk Orang beriman adalah tidak Dan

الذين في يتفقهوا ل طائفة هم من فرقة كل من
agama Pada memperdalam untuk beberapa mereka dari golongan setiap dari

يحذرون هم لعل هم إلي رجعوا إذا هم قوم ينذروا ل و
Menjaga diri Mereka supaya mereka kepada kembali jika mereka kaum peringatan untuk dan

Asbabun Nuzul ayat:

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah dia berkata takala turun ayat 38-39 dari surah ini yang berisi izin dari Allah untuk kaum muslim untuk berperang, kaum mukmin bergegas dan bersemangat keluar berperang sehingga meninggalkan sekelompok orang yang tengah mengajarkan agama kepada kaum arab pedalaman, lalu orang-orang munafik berkata sungguh orang-orang yang berada di lembah pedalaman itu telah tertinggal kewajiban, celakalah mereka, lalu turunlah ayat 122. Yang menerangkan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi kemedan perang semaunya.


Tafsir ayat:

Tafsir jalalain : Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin untuk pergi semuanya kemedan perang, karena masih ada kewajiban lain yang harus mereka tunaikan yaitu mengajarkan kepada mereka (orang awam) tentang ilmu agama islam ( sepaya mereka dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Berkata ibnu abbas mengenai ayat ini ”tidak sepatutnya orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang dan meninggalkan rasulullah saw seorang diri.

Berkata Ali bin Thalhah, bahwa pendapat dari ibnu Abbas mengenai ayat ini, bahwasanya ayat ini bukan mengenai jihad, tetapi mengenai suatu peristiwa, tatkala Rasulullah saw berdoa mengutuk kaum Mudhar, terjadilah kekeringan di tempat mereka sehingga terpaksa mereka berbondong-bondong mengungsi dan tinggal di madinah. Kedatangan mereaka secara besar-besaran itu merupakan bencana dan membawa kesukaran bagi sahabat rasulullah penduduk madinah itu sendiri, maka di turunkanlah oleh Allah ayat ini memberi tahu Rasul-Nya bahwa mereka itu bukan orang mukmin. Maka dikembalikanlah meraka oleh Rasulullah ke kampung halaman mereka dan kekawan-kawan sesuku mereka diperingatkan untuk tidak berbuat serupa lagi.

Penulis, dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ayat ini berkenaan dengan perkataan orang-orang munafik tentang tidak perginya sebagian orang-orang mukmin ke medan perang dikarenakan mereka berada di pedalaman dalam rangka menuntut ilmu dan juga mengajarkan ilmu islam kepada orang-orang awam yang ada disana. Pada dasarnya mengajarkan ajaran islam itu juga merupakan berjihad di jalan Allah.

Pesan takwa ayat

Didalam ayat ini terkandung perintah bagi sebagian dari umat muslim untuk pergi berjihad dan sebagian yang lain tidak, karena jika semua dari umat mukmin pergi berjihad maka siapa yang akan pergi untuk menuntut ilmu atau mengajarkan ilmu kepada orang-orang awam.

Aplikasi ayat

Adapun aplikasi dari ayat ini adalah saya akan meningkatkan kualitas belajar baik itu belajar sendiri maupun belajar kelompok dan saya akan mengajakan ilmu-ilmu yang saya miliki kepada orang lain, agar ilmu yang saya miliki itu bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.




4. Surah An- Nisa’:170-171

 ••             •         • 
Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah[1]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Latihan baca nas Al-Qur’an:

ربّ من الحق ب الرسول كم جاء قد الناس يأيها

ف تكفروا إن و كم ل خيرا أمنوا ف كم

حكيما عليما الله كا ن و الارض و السموت في ما الله إن

Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

ربّ من الحق ب الرسول كم جاء قد الناس يأيها
tuhan Dari kebenaran dengan Rasul kamu datang sungguh manusia wahai

ف تكفروا إن و كم ل خيرا أمنوا ف كم
maka Kafir jika dan Kamu bagi baik berimanlah maka kamu

حكيما عليما الله كان و الارض و السموت في ما الله إن
bijaksana mengetahui Allah adalah dan bumi dan langit pada apa Allah sesungguhnya


Tafsir ayat:

[1] Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.

Tafsir Al-Maraghi, Ayat 170: setelah Allah swt. Memberikan hujjah kepada ahli kitab dan menolak keraguan dan rasul mereka yang sembrono dan bersifat menentang, maka beralihlah pembicaraan Allah ditujukan kepada umat manusia seluruhnya. Maka mereka diperintahkan sepaya beriman. Sesudah itu Allah katakan pula janji-Nya atas amal kebaikan dan ancaman-Nya terhadap perbuatan jahat, yakni sebagai isyarat, bahwa alasan telah cukup jelas, dan hujah tak bisa lagi dibantah.

Jadi tidak tersisa lagi alasan apa pun untuk tidak mau atau menghalangi orang lain yang akan mengikuti seruan nabi dan menerima kebenaran dari rasul yang mulia ini. Memang sudah lama umat yahudi menunggu-nunggu dari Allah, kapan diturunkan seorang messiah ( juru selamat ) dan nabi yang telah dijanjikan-Nya lewat nabi-nabi mereka. Orang yahudi maupun orang nasrani tinggal di arab, takala mendengar ayat ini pada saat diturunkannya, mereka segera paham bahwa yang diimaksud rasul disini ialah rasul yang telah dijanjikan nabi Musa as. dalam taurat, kitab ulangan; dan nabi isa dalam injil, maupun oleh nabi-nabi yang lainnya.

Penulis, telah jelas sebagaimana yang dipaparkan di atas bahwa Allah telah mengutus seorang rasul pada setiap umat yang membawa kebenaran yang disampaikan kepada umatnya. Namun orang yahudi menolak akan utusan Allah tersebut bahkan menentangnya sebagai bentuk penolakan mereka terhadap apa yang dibawa rasul dari Allah.

Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya. Janji Allah adalah benar dan telah jelas ancaman bagi orang yang membangkang, dan tidak dapat lagi di rubah-rubah. Berdasarkan ayat di atas dapat kita menarik satu kesimpulan bahwa tujuan dakwah yang kita lakukan agar orang yang menjadi sasaran dakwah kita mentaati perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Pesan takwa ayat

Pesan takwa yang terkandung dalam ayat ini adalah keharusan bagi kita yang mengaku sebagai orang yang beragama islam untuk mepercayai akan kerasulan Muhammad saw dan juga terhadap apa yang dibawanya dari Allah yaitu berupa kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan perlu diketahui bahwa jika ada dari manusia yang tidak mempercayai dengan hal tersebut maka sebenarnya hal itu tidak mengurangi sedikitpun apa yang menjadi milik Allah swt.

Aplikasi ayat

Adapun bentuk aplikasi dari ayat diatas adalah saya akan berusaha untuk melaksanakan segala apa di bawa oleh rasulullah berupa syariat-Nya seperti sholat berjamaah ataupun amalan sunnah-sunnahnya. Seperti puasa senin kamis dan juga puasa daud.



An-Nisa’ Ayat ke 171

           •                                                  

Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[2], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[3] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[4]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Latihan baca nas Al- Qur’an:

لا و كم دين في تغلوا لا الكتب أهل يا

ابن عيس المسيح ما إن الحقّ الا الله على تقولوا

مريم رسول الله و كلمت ه الق ها الى مريم

رسول و الله ب أمنوا ف ه من روح و

ما إن كم ل خيرا إنتهوا ثلثة لا و ه

ه ل يكون ان ه سبحن واحد ه الى الله

الارض في ما و السموات في ما ه ل ولد

Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).s
لا و كم دين في تغلوا لا الكتب أهل يا
jangan Dan kamu agama pada Melampaui batas jangan kitab ahli wahai

ابن عيس المسيح ما إن الحقّ الا الله على تقولوا
putra Isa Al-masih apa sesungguhnya kebenaran Kecuali Allah atas katakan

مريم رسول الله و كلمت ه الق ها الى مريم
maryam utusan Allah Dan kalimat Nya sampai Nya kepada maryam

رسول و الله ب أمنوا ف ه من روح و
rasul dan Allah dengan berimanlah maka nya dari ruh dan

ما إن كم ل خيرا إنتهوا ثلثة لا و ه
apa sungguh kamu bagi baik berhenti tiga dan nya

ه ل يكون ان ه سبحن واحد ه الى الله
nya bagi ada jika nya Maha suci esa nya kepada Allah

الارض في ما و السموات في ما ه ل ولد
bumi pada apa dan langit pada apa nya bagi anak

كيلا و الله ب كفى و
Wali dan Allah dengan cukup dan


Asbabunnuzul ayat:

Ayat 171 : Ayat ini berkaitan dengan kelompok ahli kitab dari golongan nasrani yang mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah. Lalu turunlah ayat ini yang memperingatkan mereka agar tidak berlebihan prihal Isa putra maryam

Tafsir ayat:

[2] Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
[3] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.
[4] Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

Tafsir ibnu kasir : Ahlul kitab dilarang oleh Allah untuk berlaku extrem, baik soal agama maupun soal Isa, mereka terlalu extrem memuji Isa sehingga mengangkatnya lebih tinggi dari martabat yang diberikan Allah kepada Isa. Mereka menganggap Isa sebagai tuhan selain Allah yang mereka sembah. Isa hanyalah seorang hamba sebagaimana hamba Allah yang lainnnya. Isa adalah kalimat Allah yang dititipkan kepada maryam, yakni kalimat yang dibawa jibril kepada Maryam. Lalu Allah meniupkan ruh-Nya kepadanya sehingga dengan izin-Nya isa pun tercipta. Tiupan itu ditiup melelui saku baju maryam, turun dan menyelinap masuk kedalam rahimnya, seperti pertemuan sperma dan sel telur. Semuanya sama-sama makhluk Allah.

Percayalah Allah SWT itu satu dan Esa. Tidak memeliki anak dan istri. Allah berfirman”dan janganlah kamu mengatakan ( tuhan ) itu tiga, jangan jadikan Isa dan ibunya sekutu bagi Allah. Maha tinggi dari semua itu.


Tafsir At-Thabari : Menurut Thabari ayat ini mengambarkan tindakan-tindakan ahli kitab injil, yaitu orang-orang nasrani yang telah melampaui batas dengan menambahi syari’at agama untuk menguranginya, dan mereka yang mengatakan bahwa Isa as adalah anak Allah. Padahal Isa adalah seorang biasa. Seorang rasul yang membawa pesan kebenaran kepada mereka.

Ayat ini berisikan perintah Allah kepada orang nasrani dan ahli kitab injil untuk tidak melampaui batas dalam beragama, juga agar mereka berkata benar. Mereka diseru untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa.

Penulis : Dari ayat ini penulis dapat menyimpulkan, bahwa apa yang dilakukan oleh ahli kitab dan orang-orang nasrani memang benar-benar melampaui batas. Yang mereka menganggap Isa sebagai tuhan selain Allah. Padahal Isa adalah makhluk Allah sama seperti manusia biasa. Tugas kita sebagai seorang da’i lah yang harus menyelamatkan atau menyeru mereka untuk kembali kejalan yang benar dan juga membenarkan mereka atas kekeliruannya.

Pesan takwa ayat

Dari ayat ini Allah memberi peringatan kepada para ahli kitab di masa nabi isa a.s yang mana nabi dianggap sebagai tuhan selain dari Allah, padahal sebenarnya nabi Isa a.s adalah manusia sebagaimana kita layaknya beliau adalah seorang nabi dan sebagai utusan Allah swt.. dan juga dari ayat ini terkandung larangan untuk berbuat melampaui batas terhadap apapun baik dalam hal agama atau pun hal yang lainnya.

Aplikasi ayat

Saya percaya bahwa nabi Isa adalah nabi Allah dan juga utusan-Nya seperti nabi yang terdahulu, dan selain itu juga saya mengimani atas apa yang di bawa oleh nabi isa berupa kitab injil dan sebagai kerasulannya yang telah di utus oleh Allah SWT untuk ummatnya.





Surah Al-Baqarah : 1-4

                                 
Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa],(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Latihan baca nas Al-Qur’an:

يؤمنون الذين المتقين ل هدا ه في ريب لا الكتب ذلك الم

نا رزق ما من و الصلوة يقيمون و الغيب ب

ك الي انزل ما ب يؤمنون الذين و ينفقون هم

يوقنون هم الاخيرة ب و ك قبل من انزل ما و


Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

يؤمنون الذين المتقين ل هدا ه في ريب لا الكتب ذلك الم
beriman orang mukmin bagi petunjuk nya pada ragu tidak kitab itu

نا رزق ما من و الصلوة يقيمون و الغيب ب
kami rizki apa dari dan shalat yakin dan ghaib dengan

ك الي انزل ما ب يؤمنون الذين و ينفقون هم
kamu kepada diturun apa dengan beriman orang dan nafkah mereka

يوقنون هم الاخيرة ب و ك قبل من انزل ما و
yakin dmereka akhirat dengan Dan kamu sebelum dari diturun apa dan


Tafsir ayat:

Ayat: 1. Alif lam mim ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyabihat, pendapat dari Abu Bakar, Ali dan Abu Mas’ud r.a, dan ada pula yang menafsirkannya bahwa itu merupakan surat atau nama sebagian dari asma Allah yang diletakan pada permulaan surat.

Penulis berpendapat bahwa, setiap surat yang dimulai dengan kalimat yang maknanya hanya di oleh Allah itu pasti didalamnya terdapat kelebihan, kebesaran, dan keagungan al-Qur’an. Hal ini pasti dirasakan oleh orang-orang yang benar-benar memperihatinkan Al-Qur’an.

Ayat: 2. Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya tidak cukup diartikan dengan takut saja.

Tidak diragukan lagi, bahwa kitab al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Allah, bahwa semua beritanya benar, tuntunannya benar, hukumnya adil dan bijaksana. Tidak diragukan, bahwa Al-Qur’an akan memenuhi kebutuhan dan tujuan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Hudan berarti nur atau cahaya. Lilmutaqin ( bagi mereka yang bertaqwa ), yakni orang-orang yang beriman yang menjauhkan diri dari perbuatan syirik kepada Allah, dan selalu taat kepadanya. Demikian keterangan Ibnu Abbas.

Ayat: 3 .Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya. Sholat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. mendirikan sholat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusyu, memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.

Ayat: 4. Ibnu Abbas r.a berkata “maksud ayat tersebut ialah mereka yang percaya pada apa yang diturunkan oleh Allah kepadamu juga pada apa yang diturunkan Allah pada rasul-rasul sebelummu. Merekapun yakin adanya akhirat, hair kebangkitan, kiamat, surga, neraka, hisab, dan mizan. Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul. Akhirat yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia. kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.

Penulis: kesimpulan dari keempat ayat diatas ialah bahwa yang di maksud dengan orang bertkwah ialah orang-orang yang percaya akan hal-hal ghoib, mengerjakan sholat, menginfakkan sebagian rezkinya di jalan Allah, percaya akan apa yang dibawah rasulullah berupa Al Qur’an, dan juga percaya akan apa-apa yang di turunkan sebellum rasulullah berupa kitab taurat, zabur dan injil, dan terpenting ialah dia juga percaya akan adanya hari akhirat.

No ayat Pesan takwa ayat Aplikasi ayat
1  ,          Perintah menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dalam kehidupan, dan tidak sedikit pun meragukan akan apa yang terkandung di dalamnya. Saya akan berusaha untuk selalu membaca Al Qur’an minimal satu juz setiap harinya, dan juga mengamalkannya dakam kehidupan sehari-hari
2         Perintah untukmeyakini dengan seyakin-yakinnya kepada segala hal-hal yang ghoib, mendirikan shalat dan menginfakkan sebagaian dari harta yang kita dapat, yang merupakan pemberian dari Allah swt. Melaksanakan shalat tepat pada waktunya, dan berjamaah di masjid, dan berinfak minimal seribu rupaih dalam sehari.
3
            Berita tentang al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, dan juga berita tentang kebenaran adanya hari akhirat. Selain itu perintah mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an maupun kepada hari akhirat.




Surah Al-Baqarah : 58

                     
dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah: "Bebaskanlah Kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".

Latihan baca nas Al-Qur’an:

من كلوا ف القرية هذه إد خلوا نا قل إذ و

و سخّدا البا ب ادخلوا و رغدا تم شئ حيث ها


المخسنين سنزيد و كم خطي كم ل نغفر حطة قولوا


Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

من كلوا ف القرية هذه إد خلوا نا قل إذ و
Dari makanlah maka negri Ini masuklah kami berkata ketika Dan

و سخّدا البا ب ادخلوا و رغدا تم شئ حيث ها
dan Tunduk pintu masuklah Dan leluasa kamu suka sebagaimana Nya

المخسنين سنزيد و كم خطي كم ل نغفر حطة قولوا
Baik tambah dan kalian Kesalahan kamu bagi ampuni hapus ucapkan

Tafsir ayat:

Pada ayat ini Allah swt.menuturkan sebagian apa yang mereka perbuat berupa dosa-dosa. Allah telah memerintahkan mereka agar memasuki kota baitul maqdis dalam keadaan khusyu menyerahkan diri kepada Allah swt, tetapi sebagian diantara mereka membangkang dan berbuat maksiat kepada perintah Allah. Akhirnya Allah swt meenurunkan kepada mereka siksaan dari langit sebagai alasan terhadap apa yang telah mereka perbuat.

Dalam ayat ini Allah mencela mereka, karena mereka enggan berjihad dan masuk baitul Maqdis untuk mengusir orang –orang kafir yang ada di sana. Oleh karena itu, Allah menyesatkan mereka di gurun sahara yang tandus sebagai hukuman mereka, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 21 – 26, mereka harus menjadi perantau selam 40 tahun. (dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud). Mereka diperintahkan masuk ke pintu kota itu dengan perasaan syukur, sujud kepada Allah atas karunia yang mereka terima berupa kemenagan dan keselamatan.

Menurut ibnu Abbas, “makan sujjada” dalam ayat tersebut ialah sambil ruku’ sambil membungkuk ( ruku ) melalui pintu yang kecil. Akan tetapi, Ibnu Mas’ud mengatakan, mereka memasukinya dengan sikap sombong, sambil mengangkat kepala bertentengan dengan perintah.

Penulis: bahwa Allah memberikan kabar gembira kepada bani israil yang telah di hukum dengan disesatkan di gurun sahara selama empat puluh tahun, kemudian Allah kembalikan mereka ke baitul maqdis yang mana disana telah tersedia berbagai macam makanan untuk mereka makan, akan tetapi yang bani israil sama saja, bahkan mereka tetap saja dalam kesembongan mereka, sehingga Allah menyuruh mereka untuk memasuki pintu baitul maqdis dengan cara ruku yakni merunduk sebagai balasan atas kesombangan mereka.

Pesan takwa ayat

Anjuran untuk mentaati perintah Allah, dan memohon ampunan dan minta pertolongan hanya kepada Allah semata, tidak pada yang lain.

Aplikasi ayat

Saya berjanji untuk tidak melanggar perintah Allah dan senantiasa memohan taubat kepada Allah setiap paginhya, atau beristighfar seratus kali dalam sehari




Surah Ali Imran: ayat 28

                              
janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).

Latihan baca nas Al-Qur’an:


من و المؤمنين دون من أولياء الكفرين المؤمنون تتخذ لا


أن إلا شىء في الله من ليس ف ذالك يفعل


ه نفس الله كم يحذ ر و تقة هم من تتقوا


المضير الله إلى و



Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).


من و المؤمنين دون من أولياء الكفرين المؤمنون تتخذ لا
dari dan Orang mukmin meninggalkan dari wali Orang kafir Orang mukmin ambil jangan

أن إلا شىء في الله من ليس ف ذالك يفعل
jika kecuali sesuatu pada Allah dari bukan maka itu lakukan

ه نفس الله كم يحذ ر و تقة هم من تتقوا
Nya diri Allh kamu dan mereka dari takwa

المضير الله إلى و
kembali Allah kepada dan



Asbabunnuzul ayat:

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa al-Hajjaj bin amr yang mewakili Ka’ab bin Al-Asyraf, Ibnu Abil Haqiq, serta Quais bin Zaid ( tokoh-tokoh yahudi ) telah memikat segolongan kaum anshar untuk memalingkan mereka dari agamanya. Rifa’ah bin al-Mundzir, Abdullah bin Jubair, serta Sa’d bin Hatsamah memperingatkan orang-orang anshar tersebut dengan berkata:’’hati-hatilah kalian dari pikatan mereka, dan jangan terpalingkan dari agama kalian.” Mereka menolak peringatan tersebut. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Ali-Imran) sebagai peringatan agar mereka tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung kaum mukminin.

Tafsir ayat:

Janganlah orang- orang mu’min mengambil pemimpin dari orang-orang kafir, yang pada akhirnya orang-orang mu’min membuka rahasia-rahasia khusus yang berkait dengan urusan-urusan agama kaum mu’minin. Akhirnya, orang mu’min mendahulukan maslahat mereka di banding maslahat orang mu’min sendiri.
Janganlah berbuat demikian. Sebab, tindakan seperti itu sama dengan mengutamakan mereka dibanding diri sendiri, dan berarti pula membantu kekufuran dan mengabaikan keimanan.
Kesimpulannya: Allah SWT. melarang kaum mu’min memihak orang-orang kafir, baik urusan keluarga, persahabatan jahiliyah, karena tetangga, dan sebagainya, yang sifatnya persahabatan atau teman pergaulan.

Ibnu katsir: Allah SWT melarang hamba-hamba-NYA yang berian unutuk mengangkat orang-orang kafir sebagai wali dan pemimpin dengan kecintaan kepada mereka dan mengabaikan orang-orang beriman.

Penulis: kesimpulan dari dua pendapat di atas ialah bahwa Allah SWT melarang dengan keras kepada umat muslim agar tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin bagi umat muslim dalam suatu kepemimpinan dengan kecintaan kepada mereka, sehingga mengabaikan orang-orang beriman, atau berpihak kepada mereka.

Pesan takwa ayat

Hendaknya jika umat mukmin ingin mengangkat seorang pemimpin mereka maka pilihlah dari orang mukmin pula, karena jika dari orang kafir hal itu dapat membahayakan mereka kecuali dengan siasat atau hanya berpura-pura.

Aplikasi ayat

Di saat saya menjadi pemimpin, saya akan menggunakan jabatan kepemimpinannya dengan amanah. Dan saya tidak akan memilih orang-orang kafir sebagai pemempin atas orang-orang mukmin.




Surah Al-Baqarah : 105

•          •                 
orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Latihan baca nas Al-Qur’an:

المشركين لا و الكتب اهل من كفروا الذين يود ما



و كم ربّ من خير من كم علي ينزل أن


ذو الله و يشاء من ه رحمت ب يخص الله


العظيم الفضل



Nash Al-Qur’an dalam kotak cetak tebal dalam blok menunjukan اسم( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

المشركين لا و الكتب اهل من كفروا الذين يود ما
musrik tiadak Dan kitab ahli dari kafir orang ingin tidak


و كم ربّ من خير من كم علي ينزل أن
dan kamu tuhan dari kebaikan dari kamu atas ingin dan

ذو الله و يشاء من ه رحمت ب يخص الله
mempunyai Allah dan menghendaki dari Nya ramat dengan menentukan Allah

العظيم الفضل
besar katunai


Tafsir ayat:

Dalam ayat ini Allah melarang hambanya yang beriman meniru orang kafir dalam ucapan atau perbuatan mereka. Sebab, orang-orang yahudi menggunakan kata-kata yang mempunyai dua arti, baik dan buruk, untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya, yakni mengejek Nabi saw.

Ibnu jarir berkata, “adapun dalam ayat 105 Allah menerangkan, bahwa orang kafir sangat benci dan memusuhi orang mukmin. Karena itu orang mukmin harus waspada dan jangan sampai simpatik atau meniru-niru perbuatan mereka. Lalu ayat ini ditutup dengan penjelasan, bahwa rahmat Allah itu hanya ditentukan oleh Allah sendiri kepada siapa yang dikehendaki dari hamban-Nya, dan rahmat yang terbesar adalah iman, hidayah dan taat kepada Allah dan rasul-Nya

Penulis: bahwa selamanya orang-orang kafir tersebut akan membenci orang-orang mukmin, sehingga kita tidak perlu memberi simpatik kepada mereka. Atau jangan sampai kita meniru-niru akan perbuatan mereka.

Pesan takwa ayat

Meskipun orang-orang kafir tidak ridho jika kita diberi Allah suatu kebaikan, tetapi Allah memberikan rahmat-Nya kepada siapa saja yang di kehendakinya. Oleh karena itu kita harus waspada terhadap orang-orang kafir.

Aplikasi ayat

Saya akan selalu Mensyukuri atas apa-apa yang telah diberikan Allah kepadaku dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, salah satunya dengan berbagai kepada sesama.




Surah Al-Baqarah ayat :221

                               •     •      ••  

dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Latihan baca nas Al-Qur’an:


مؤمنة أمة ل و يؤمن حتّى المشركت تنكحوا لا و


المشركين تنكحوا لا و كم اعجبت ولو مشركة من خيرا


ولو المشركين من خيرا مؤمن عبد ل و يؤمنوا حتّى


الى يدعوا الله و النا ر الى يدعون أولئك كم اعجبت


ه ءايات يبين و ه إذن ب المغفرة و الجنة


بتذكرون هم لعل الناس ل



Nash Al Qur’an dalam kotak yang bercatak tebal dalam blog menunjukkan اسم ( kata benda ), kata cetak tebal warna merah dalam kotak menunjukan فعل( kata kerja ) dan yang dicetak tanpa blok dan dicetak warna hitam menunjukan حرف( selain kata benda dan kata kerja ).

مؤمنة أمة ل و يؤمن حتّى المشركت تنكحوا لا و
beriaman budak bagi dan beriman sampai Wanita musrik nikahi jangan dan


المشركين تنكحوا لا و كم اعجبت ولو مشركة من خيرا
musrik Kami nikahi jangan dan kamu menarik walau Wanita musrik dari baik

ولو المشركين من خيرا مؤمن عبد ل و يؤمنوا حتّى
walau musrik dari baik beriman hamba bagi dan beriman hingga

الى يدعوا الله و النا ر الى يدعون أولئك كم اعجبت
kepada mengajak Allah dan neraka kepada mengajak mereka kamu menarik

ه ءايات يبين و ه إذن ب المغفرة و الجنة
Nya ayat Menjelaskan dan Nya izin dengan ampunan dan surga

بتذكرون هم لعل الناس ل
berfikir mereka supaya manusia bagi


Asbabun Nuzul Ayat:

Dalam riwayat bahwa turunnya ayat ini (jangan kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriaman) sebagai petunjuk atas permohanan Ibnu Abi Murtsid al-Gahanawi yang meminta izin kepada Nabi saw.untuk menikah dengan seorang wanita musrik yang cantik dan terpandang.

Tafsir ayat: Sungguh haram hukumnya leleki muslim menikah dengan wanita musyrik dan lelaki musyrik menikah dengan wanita muslimah. Haram mengadakan hubungan perkawinan antara dua hati yang tidak sama aqidahnya, karna dalam kondisi seperti ini hubungannya adalah palsu dan lemah. Keduanya tidak bertemu dalam aqidahnya mengenai Allah dan kaidah hidupnya tidak di tegakkan diatas manhaj Allah. Allah telah memuliakan manusia dan mengangkat derajatnya diatas derajat binatang.dia menghendekai agar hubungan ini bukan karena kecendrungan atau keinginan yang bersifat kebinatangan, dan bukan semata-mata karna dorongan syahwat. Allah ingin mengangkatnya hingga menghubungkannya dengan Allah yang maha tinggi dan mengaitkan antaranya dengan kehendak-Nya dan manhaj-Nya dalam megembangkan kehidupan dan membersihkannya.

Syaqiq mengtakan: bahwa ketika khuzaifa nenikah dengan wanita yahudi, umar menulis surat kepadanya:

Pesan takwa ayat

Larangan bagi orang mukmin menikahi orang (wanita/laki-laki) musrik, walaupun dia menarik hati jika dipandang, tetapi hamba sahaya yang beriman lebih baik walaupun dia hitam legam. Kecuali jika (wanita/laki-laki) musrik itu beriman kepada Allah swt.

Aplikasi ayat
Saya berjanji ketijka menikah nanti saya menikahi wahita sesusai dengan apa yang di syariatkan oleh Allah dan rasul-Nya, yaitu dari agamanya, hartanya nasabnya dan wajahnya ( kecantikannya ).

ILMU DAKWAH

 Berkaitan dengan misi Islam sebagai agama yang universal dan ditujukan kepada seluruh ummat manusia tanpa terkecuali dan memandang ras atau keturunan, sehingga dalam proses penyampaian tersebut dapat berjalan dengan lancar; begitu juga sebaliknya, menemui hambatan-hambatan dan batu sandungan yang dapat menghambat dan mengganggu proses penyampaian dakwah tersebut. Hambatan dan gangguan itu dapat bersifat biogenetis yaitu gangguan yang terutama dari manusia baik subyek maupun obyeknya. Dan gangguan yang bersifat sosiogenetis yaitu gangguan yang bersumber dari lingkungan dan latar belakang mad’u. Di samping itu ada juga gangguan yang bersifat teknis yaitu gangguan yang berkaitan dengan media meskipun kurang jelasnya pesan/materi dan gangguan psikologis, sehingga dapat menjadikan kesalahpahaman bagi obyek dakwah. 

MEDIA DALAM BERDAKWAH


Pendahuluan
Dakwah adalah kewajiban setiap muslim (H.A. Mukti Ali, 1987: 71-97) yang harus dilakukan secara berkesinambungan, yang bertujuan kahir mengubah perilaku manusia berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar yakni untuk membawa manusia mengabdi kepada Allah swt. secara total (Deddy Mulyana, 1999: 54). Sebagai suatu aktivitas, dakwah berupaya mengubah suatu situasi tertentu kepada situasi yang lebih baik menurut ajaran Islam. Dengan kata lain dakwah, berarti menyampaikan konsepsi Islam kepada manusia mengenai pandangan dan tujuan hidup di dunia ini (Endang Saifuddin Anshari, 1969: 85).
Tampaknya, dakwah yang dimaksudkan tersebut merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman secara sistematis, untuk memberikan sugesti cara berpikir dan bertindak dalam kerangka individu dan sosial sesuai ajaran Islam (Bisry Hasanuddin, Ed., 1991: 233). Jadi, dakwah hendaknya ditujukan untuk memberikan dasar filosofis bagi eksistensi masyarakat baru, memberikan arah perubahan menuju tatanan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah swt. dan meletakkan Islam sebagai etos kerja yang dengan sendirinya menempatkan agama sebagai penggerak perubahan sosial (Amrullah Ahmad, 1985: 286).