Dakwah


a. Latar Belakang
Dakwah seharusnya menjadi komitmen setiap muslim untuk menyebarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya dan menyebar ke lingkungannya. Dakwah seperti ini tidak harus menunggu seseorang menjadi pakar. Kalau dakwah harus menunggu menjadi seorang pakar agama, maka Islam akan kalah dengan orang-orang non-muslim yang sangat gencar menyebarkan ajarannya dengan mengerahkan semua potensi pemeluknya.
Dalam menyampaikan dakwah harus mengetahui dan memahami asas-asas yang dijadikan pijakan berdakwah sehingga dakwah akan berjalan dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu rukun dakwah, yaitu materi dakwah yang merupakan komponen yang penting dalam menentukan keberhasilan dakwah.
b. Rumusan Masalah

1. Tuntutan Dakwah
2. Materi Dakwah
3. Pengembangan Materi Dakwah




BAB II
PEMBAHASAN

a. Tuntutan Dakwah
Aktivitas dakwah pada awalnya hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk menyampaikan apa yang diterima dari Rasulullah,

بلغوا عنى ولو اية
Inilah yang membuat kegiatan atau aktifitas dakwah harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Itu sebabnya aktivitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah tersebut.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat yang meningkat, tuntutan yang semakin beragam, dakwah menuntut skill, planning dan manajemen yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang yang terus menerus mengkaji, meneliti dan meningkatkan aktivitas dakwah secara professional tersebut.
Hal inilah yang ditegaskan dalam Al Qur’an dalam surat ali Imran ayat 104:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontektual. Aktual dalam arti memecahkan masalah kekinian dan hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta konstektual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
b. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah agama Islam sebagaimana disebutkan dalam firman Allah swt dalam Al Qur’an surat ali Imran ayat 19:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”
Dan juga telah diterangkan dalam hadis secara mendetail yang juga merupakan rukun-rukun Islam: “Islam ialah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhamad utusan Allah, mendirikan shalat, melaksanakan zakat, berpuasa dibulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika mampu. Rukun-rukun iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan engkau percaya dengan ketentuan baik dan buruk. Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia melihatnya”
Seorang da’i seharusnya memahami tujuan-tujuan Islam yang telah dijelaskan oleh syaria’at islam sendiri. Diantara tujuan tersebut ialah menciptakan kemaslahatan umat dan menghindari segala kemudharatan dan bahaya dari mereka, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ibnu Taimiyah mengatakan, syariat Islam datang untuk meraih kemaslahatan dan menyempurnakan serta menghindari kemudharatan dan meminimalisirnya.
Secara keseluruhan syari’at Islam berpijak pada tiga kemaslahatan:
Menghindari segala kemudharatan dari 6 hal yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan, harga diri dan harta. Meraih kemaslahatan. Al Qur’an membuka pintu lebar-lebar untuk meraih kemaslahatan-kemaslahatan di seluruh bidang serta menutup kemungkinan yang dapat membawa kepada kemadharatan. Islam berjalan sesuai dengan akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang terpuji sebab Al Qur’an mampu menyelesaikan permasalahan yang tidak mampu ditangani manusia. Al Qur’an tidak meninggalkan sisi apapun yang diperlukan oleh umat manusia baik didunia maupun diakhirat, bahkan Al Qur’an meletakkan dasar-dasar umum dan memberikan petunjuk jalan yang paling lurus dan bijaksana.
Seorang da’i yang bijaksana adalah orang yang mengajak untuk mengamalkan rukun-rukun Islam, rukun iman dan ihsan. Ia juga harus memberikan penjelasan kepada umat manusia terhadap hal-hal yang terkandung didalam Al Qur’an dan sunah seperti akidah, ibadah, muamalah dan akhlak secara terperinci, detail dan jelas.
Materi dakwah secara global dapat diklasifikasi menjadi tiga pokok hal, yaitu:

1. Masalah keimanan (akidah)
2. Masalah keislaman (syari’ah)
3. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah)


c. Pengembangan Materi Dakwah
Memilih cara dan metode yang tepat menjadi bagian strategis dari kegiatan dakwah itu sendiri. Tanpa ketepatan metode dan strategi yang akurat, aktivitas dakwah akan berputar dalam pemecahan problema tanpa solusi dan tidak jelas ujung pangkal penyelesaiannya. Metode dan strategi pengembangan materi dakwah dapat dikembangkan dari prinsip berikut:

1. Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
2. Disesuaikan dengan kadar intelektual masyarakat
3. Mencakup ajaran Islam secara kaffah dan universal yakni aspek ajaran tentang hidup dan     kehidupan
4. Merespon dan menyentuh tantangan dan kebutuhan asasi dan kebutuhan sekunder
5. Disesuaikan dengan program umum syari’at Islam


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dakwah menuntut skill, planning dan manajemen yang handal dan harus tampil secara aktual, faktual dan kontektual. Materi dakwah secara global dapat diklasifikasi menjadi tiga pokok hal, yaitu: masalah keimanan (akidah), masalah keislaman (syari’ah) dan masalah budi pekerti (akhlakul karimah). Metode dan strategi pengembangan materi dakwah dapat dikembangkan dengan cara meneliti kondisi masyarakat secara cermat sehingga materi dakwah yang disampaikan berhasil dan tepat sasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Abdullah, Dakwah Sebagai Hobi, mungkinkah?. (Surabaya: Elba, 2006).
M. Munir, Metode Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2006).
Muhyiddin, Asep dan Agus Ahmad Safe’I, Metode Pengembangan Dakwah. (Bandung: Pustaka Setia, 2003).
Al Qahthani, Sa’id ibn Ali ibn Wahf, Menjadi Da’i yang sukses, Terjemahan Aidil Novia dari Muqawimmat ad-Daiyah (Jakarta Timur: Qisthi Press, 2005).


0 comments:

Posting Komentar