Yang melatar belakangi bagi kami dalam menulis uraian singkat ini ialah agar para
da’i yang akan berdakwah tidak hanya
bermodalkan tekad dan niat kuat semata, tetapi sebelumnya meraka telah
membekali diri mereka dengan illmu-ilmu
dakwah maupun cara-cara dakwah tersebut.
Sehingga yang terjadi
di lapangan nantinya mereka tidak di
lecehkan oleh para masyarakat di karenakan kurangnya ilmu pengatahuan
yang di miliki da’i tersebut. Sebagai contoh, telah banyak di kalangan
masyarakat yang ingin tampil di mimbar-mimbar
guna untuk menyampaikan dakwahnya, tetapi karna kurangnya ilmu yang di
milikinya sehingga tidak sedikit dari para jama’ahnya yang tidak
menghiraukannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
ilmu dakwah tersebut ?
2. Apakah
yang di maksud metodologi ilmu dakwah itu ?
3. Apakah
yang di maksud dengan dakwah itu ?
4. Bagaimanakah
struktur teori dakwah itu ?
5. Bagaimanakah
struktur keilmuan dakwah itu ?
C.
Tujuan
Penulis
Tujuan
kami dalam menuliskan rinkasan ini tidak lain adalah agar para da’i maupun umat
muslim dalam melakukan dakwahnya tidak hanya sekedar bermodalkan tekad kuat
dalam mendakwahkan islam ini kepada seluruh umat manusia,tetapi juga meraka
sudah sejak awal mepersiapkan diri meraka dengan bekal yang memang cukup dalam menyampaiakan risalah dakwahnya.Yang mana
dengan itu semua agar meraka tidak asal-asalan dalam menyampaikan islam ini kepada umat islam yang belum terlalu
memehami hakikat islam tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Epistemologi
Ilmu Dakwah
Dalam
memahami epistemology ilmu dakwah kita dapat memulainya
dari pemahaman epistemology itu sendiri, dalam ilm filsafat epistemology
bermakna suatu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang metode, tujuan dan
hakikat kebanaran tersebut.
Epistemolgi
merupakan disiplin yang esensial setelah metafisika ( ontology ), bahkan antara
dua disiplin ( cabang filsafat ) yang
masing-masing berdiri sendiri, saling mensyaratkan kebenarannya. Sebab
pemikiran metafisika menjadi mungkin keberadaannya karna adanya prinsip-prinsip
dasar yang menjelaskan kemungkinan hakikat struktur tentang segala sesuatu yang
ada masih dalam kapasitas jangkauan intelektual manusia.
Mungkin
untuk kesempatan kali ini kami tidak akan membahas terlalu panjang tentang
epistemolgi, karna hal itu membutuhkan
penjelasan yang sangat panjang dan detail, selain itu masih ada
pembahasan –pembahasan yang lebih penting untuk menjadi pembahasan kali ini.
1. Sumber
Dakwh Dan Ilmu Dakwah
Pengetahuan dari
teori dakwah yang berkaitan dengan realitas dakwah dari intraksi dua unsur
tersebut bersumber dari wahyu ( otoritas ) dan akal ( intuisi ). Hal itu
sejalan dengan cakupan doktrin islam yang meliputi Al Qur’an, hadits dan
sejarah islam.
Beberapa
defenisi ilmu dakwah menekankkan pada aspek dakwah sebagai realitas dakwah,
bukan dakwah sebagai kewajiban setiap muslim. Pandangan dakwah sebagai
kewajiban akan mengarahkan ilmu dakwah sebagai kajian normative. Kajian dakwah
melibatkan naskah Al Qur’an dan as
sunnah ssebagai pijakan utama.
Dari
dua pandangan diatas dapat di ambil suatut kesimpulan yang mendasari ataupun
sumber utama dakwah dan ilmu dakwah itu sendiri ialah sumber pada Al Qur’an dan
As sunnah sebangai pijakan utama dalam dakwah tersebut.
2. Metode Keilmuan
Dakwah
Sebagai
model dalam metode ilmu dakwah, metode al-istimbal pada dasarnya bepijak pada
apa yang di kembangkan dalam displim ilmu fikih, namun dalam praktaknya harus
di lengkapi pula dengan teori-teori lain yang di kembangkan dalam ilmu-ilmu
keislaman lainnya, sekiranya teori-teori itu memiliki sambungan penting dalam
perumusan dalam teori-teori dakwah d tuntut untuk mengembangkan teori-teori
dari ilmu-ilmu keislaman, agar secara lebih tepat dapat di gunakan untuk
mengembangkan dakwah yang menemukan sumber rujukan utamanya pada sumber utama
ajaran islam yaitu Al Qur’an dan hadits.
Metode
ilmu dakwah adalah cara kerja yang di tempuh ilmu dakwah dalam menggali
merumuskan dan mengembangkan teori-teori dakwah atau cara kerja untuk memehami
objek kajian ilmu dakwah. Hal ini sejalan dengan tujuan ilmu dakwah, yaitu
untuk menggali sebanyak mungkin teori-teori dengan aktivitas dakwah islam.
Jadi
menurut penulis dari dua pendapat di atas adalah dalam metodologi ilmu dakwah
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengembangkan teori-teori dakwah dan ilmu
keislaman dalam rangaka untuk mengeksiskan agama islam di dunia.
3. Struktur Teori
Dakwah
Menurut
teori tahapan dakwah, Rasulullah dan para sahabatnya telah berdakwah dalam tiga
tahapan dakwah, yaitu tahapan takwin, tandzim, dan pendelegasian.
a. Tahap
takwin adalah tahap pembentukan masyarakat dakwah dalam bentuk internalisasi
dan sosialisasi ajaran tauhid.
b. Tahapan
tandzim adalah ( tahap penatapan dakwah ). Tahap ini meruakan hasil
internalisasi dan sosialiasasi ( eksternalisasi ) yang telah di lakukan pada
tahapan petama.
c. Tahap
pendelegasian adalah tahap pelepasan dan kemandirian. Tahap ini di
repsentasikan dalam penyelenggaraan haji wadah.
Stuktur
teori dakwah brkaitan dengan pembeian kerangaka berfikir ( filosofis ) mengenai
unsure-unsur dakwah, keangak berfikir ( teoritis ) mengenai kontes dakwah dan
kerangka berfikir ( teknis ) mengenai interaksi antara unsur yang melahirkan
problem dakwah sebagai kajian ilmu dakwah.
Dari
dua pendapat diatas terdapat sedikit perbedaan, sehingga penulis mengambil
kesimpulan bahwa mengenai struktur teori dakwah dapat di jadikan sebagai
rujukan oleh para da’i tersebut ialah menurut teori yang telah di contohkan
oleh rasulullah dan para sahabatnya yaitu : tahap takwin, tahap tandzim dan
tahap pendelegasian.
4. struktur
keilmuan dakwah
Struktur keilmuan dakwah berkaitan
dengan kerangkja berfikir ( filosofis ) mengenai unsur-unsur dakwah, kerangka
berfikir ( teknis ), mengenai interksi antara unsur yang melairkan problem
dakwah sebagai objek kajian –kajian keilmuan dakwah.
Ilmu
dakwah disebut juga disiplin ilmu dakwah, karna ilmu dakwah merupakan bidang
studi yang telah memiliki objek, sistem dan metode tersendiri.
Kemudian
disiplin ilmu dakwah dapat di strukturkan sebagai berikut:
1. Ilmu dasar
teoritis yaitu: disipplin ilm yang memberikan kerangka teori dan metodologi
islam.
2.
Ilmu teknik / terapan yaitu : disiplin ilmu yang membrikan kerangaka teori dan
metodologi dakwah islam.
Bagian teknis / ilmu terapan terdiri dari
empat kelompok yaitu :
a. teknologi tabligh yaitu ilmu teknis
komunikasi dan penyiaran islam.
b. teknologi irysad yaitu ilmu teknis binbingan
dan penyuluhan islam.
c. teknologi tadbir yaitu ilmu terknis
manajemen dakwah.
d. teknologi tatwir yaitu ilmu teknis / terapan
pengembangan islam.
Dari dua pendapat diatas dapat di ambil
kesimpulan bahwa struktur teori dakwah
di sini memiliki tiga kerangka berfikir
yaitu :
1.
filosofis yatiu mengenai unsur dakwah atau penyiaran siaran islam.
2.
Teoritis yaitu mengenai konteks dakwah atau ilmu teknis bimbingan.
3. teknis
mengenai unsur interaksi dalam masyarakat.
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan daripada pembahasan
kami ialah perlunya pengetahuandan pedoman bagi para da’i yang melakukan
dakwahnya dan dalam menyampikan islam tersebut, karna seseorang yang tidak
mengetahui akan ilmu-ilmu ataupun ilmu dakwah tersebut, tidak mustahil apa yang
di sampikan jauhn daripada nilai-nilai islam.
Oleh sebab itu pentingnya ilmu
pengatahuan tentang dakwah tersebut sehingga dapat menjadi landasan dalam
berdakwah. Jadi jangan sampai kita berdakwah tanpa mengetahui ataupun ilmu-ilmu
tentang bagaimana cara berdakwah yang benar tersebut.
B. SARAN
Adapun saran kami
adalah hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang metodologi ilmu-ilmu
atau struktur yang berkaitan dengan bagaimana tatacara berdakwah tersebut,
sehingga apabila kita telah tampil didepan masyarakat, apa yang kita sampaikan
dalam dakwah kita tersebut dapat di dengar dan di jadikan rujukan oleh
masyarakat.
0 comments:
Posting Komentar